welcome

ENJOY

Kamis, 03 November 2011

laporan paktikum kimia

LAPORAN PRAKTIKUM
I. Judul : ∆H Reaksi berdasarkan eksperimen
II. Tujuan : Menentukan ∆H pelarutan NaOH dan UREA
III. Tanggal percobaan : 06 September 2010
IV. Dasar Teori
Penentuan ∆H Reaksi berdasarkan Eksperimen (Kalorimeter)
Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris merupakan penentuan yang didasarkan atau diukur dari perubahan suhu larutan dan kalorimeter dengan prinsip perpindahan kalor, yaitu jumlah kalor yang diberikan sama dengan jumlah kalor yang diserap.
Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi (tidak ada pertukaran materi maupun energi dengan lingkungan di luar kalorimeter). Dengan demikian, semua kalor yang dibebaskan oleh reaksi yang terjadi dalam kalorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat kalorimeter berdasarkan rumus :

q.larutan = m c ∆T

q.kalorimeter = C ∆T

Rumus :
q = m.c. Δ’t
Keterangan :
q = jumlah kalor (Joule)
m = massa air (larutan) di dalam kalorimeter(gram)
c = kalor jenis air (larutan) di dalam kalorimeter
C = kapasitas kalor dari kalorimeter
∆T = kenaikan suhu larutan
takhir - tawal (kalorimeter)

Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi sama dengan kalor yang diserap oleh larutan dan kalorimeter, tetapi tandanya berbeda :

qreaksi = -(qlarutan + qkalorimeter)

Kalorimeter yang sering digunakan adalah kalorimeter bom.
Kalorimeter bom terdiri dari sebuah bom (wadah tempatberlangsungnya
reaksi pembakaran, biasanya terbuat dari berlangsungnya reaksi
pembakaran, biasanya terbuat dari bahan stainless steel) dan sejumlah
air yang dibatasi dengan wadah kedap panas.
Jadi kalor reaksi sama dengan kalor yang diserap atau dilepaskan larutan,
sedangkan kalor yang diserap atau dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang
diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.

qreaksi = -qlarutan
Pengukuran perubahan energi dalam reaksi kimia
Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas, sebab itu lebih tepat bila istilahnya disebut panas reaksi. Alat yang dipakai untuk mengukur panas reaksi disebut kalorimeter (sebetulnya kalori meter, walaupun diketahui sekarang panas lebih sering dinyatakan dalam joule daripada kalori). Ada beberapa macam bentuk dari alat ini, salah satu dinamakan Kalorimeter Bomb yang diperlihatkan pada gambar diatas. Kalorimeter semacam ini biasanya dipakai untuk mempelajari reaksi eksotermik, yang tak akan berjalan bila tidak dipanaskan, misalnya reaksi pembakaran dari CH4 dengan O2 atau reaksi antara H2 dan O2. Alatnya terdiri dari wadah yang terbuat dari baja yang kuat (bombnya) dimana pereaksi ditempatkan. Bomb tersebut dimasukkan pada bak yang berisolasi dan diberi pengaduk serta termometer. Suhu mula-mula dari bak diukur kemudian reaksi dijalankan dengan cara menyalakan pemanas kawat kecil yang berada di dalam bomb. Panas yang dikeluarkan oleh reaksi diabsorpsi oleh bomb dan bak menyebabkan temperatur alat naik. Dari perubahan suhu dan kapasitas panas alat yang telah diukur maka jumlah panas yang diberikan oleh reaksi dapat dihitung.
Kapasitas Panas dan Panas Spesifik
Sifat-sifat air yang memberikan definisi asal dari kalori adalah banyaknya perubahan temperatur yang dialami air waktu mengambil atau melepaskan sejumlah panas. Istilah umum untuk sifat ini disebut kapasitas panas yang didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk mengubah temperatur suatu benda sebesar 10C.
Kapasitas panas bersifat ekstensif yang berarti bahwa jumlahnya tergantung dari besar sampel. Misalnya untuk menaikkan suhu 1 g air sebesar 10C diperlukan 4,18 J (1 kal), tapi untuk menaikkan suhu 100 g air sebesar 10C diperlukan energi 100 kali lebih banyak yaitu 418 J. Sehingga 1 g sampel mempunyai kapasitas panas sebesar 4,18 J/0C sedangkan 100 g sampel 418J/0C.
Sifat intensif berhubungan dengan kapasitas panas adalah kalor jenis (panas spesifik) yang didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 g zat sebesar 10C. Untuk air, panas spesifiknya adalah 4,18 Jg-1C-1. Kebanyakan zat mempunyai panas spesifik yang lebih kecil dari air. Misalnya besi, panas spesifiknya hanya 0,452 J g-1 0C-1. Berarti lebih sedikit panas diperlukan untuk memanaskan besi 1 g sebesar 10C daripada air atau juga dapat diartikan bahwa jumlah panas yang akan menaikkan suhu 1 g besi lebih besar dari pada menaikkan suhu 1 g air.
Besarnya panas spesifik untuk air disebabkan karena adanya sedikit pengaruh dari laut terhadap cuaca. Pada musim dingin air laut lebih lambat menjadi dingin dari daratan sehingga udara yang bergerak dari laut ke darat lebih panas daripada udara dari darat ke laut. Demikian juga dalam musim panas, air laut lebih lambat menjadi panas daripada daratan.
Perubahan Entalpi Pelarutan Standar (∆Hos)
Entalpi pelarutan standar adalah perubahan entalpi pada pelarutan 1
mol zat yang menghasilkan larutan encer pada keadaan standar.
Contoh :
NaOH(s) NaOH(aq) ∆Hos = -23 kj/mol
V. Alat dan Bahan :

1. Termometer
2. Gelas Arloji
3. Timbangan
4. Pengaduk
5. Gelas Ukur
6. Aqua Gelas
7. Kalori Meter
8. Kristal NaOH
9. Kristal Urea atau CO(NH2)2

VI. Cara Kerja :
A.
1. Menimbang 50ml air, masukan ke aqua gelas atau kalori meter dan ukur suhunya
2. Menimbang 1gr NaOH, masukan kedalam aqua gelas atau calorimeter kemudian di aduk sampai larut dan catat suhunya
B.
1. Menimbang 50gr air,lalu masukan ke dalam aqua gelas atau calorimeter dan ukur suhunya
2. Menimbang 1,5gr CO(NH2)2 (urea) masukkan ke dalam aqua gelas atau calorimeter lalu du aduk dan dicatat suhunya
VII. Pengamatan :

A. 1gr NaOH + 50gr H2O
t1= 280C
t2 = 330C
∆t = 50C
m = 1gr +50gr = 51gr
C = 4,18 joule/gr0C
Reaksi Eksoterm, ∆h = (-)
B. 1,5 gr CO(NH2)2 + 50gr H2O
t1= 280C
t2 = 240C
∆t = 40C
m = 1,5gr +50gr = 51,5gr
C = 4,18 joule/gr0C
Reaksi Endoterm, ∆h = (+)

VIII. Perhitungan :
A. 1gr NaOH + 50gr H2O
Q = m.c. ∆t
= 51gr . 4,18 joule/gr C . 50C
= 1.065,9 J
1gr NaOH = mol
1 mol NaOH = x 1.065,9 J
= 40 x 1.065,9 J
= 42.636 J/mol
Karena reaksi Eksoterm maka, ∆h = -12.636 J/mol
B. 1,5 gr CO(NH2)2 + 50gr H2O
Q = m.c. ∆t
= 51,5gr . 4,18 joule/gr C . 40C
= 861,08 J
1gr CO(NH2)2 = mol
1 mol CO(NH2)2 = x 861,08 J
= 60 x 861,08 J
= 34.443,2 J/mol
Karena reaksi Endoterm maka, ∆h = +34.443,2 J/mol
IX. Pembahasan :
1. NaOH(s) NaOH(aq) ∆Hos = -23.000 j/mol
Kenapa pada penelitian di peroleh ∆Hos NaOH(aq) sebesar -12.636 J/mol, sedangkan data yang seharusnya -23.000 j/mol
Hal- hal yang memungkin menyebabkan perbedaan hasil adalah:
a. NaOH yang dilarutkan pada 50 ml air terlalu, penimbangan NaOH yang tidak sesuai dengan yang ditentukan, seharusnya 1 gram tetapi dapat lebih dari 1 gram. Menyebabkan perbedaan ∆h hasil eksperiment dengan ∆Hos NaOH yang seh rusnya untuk 1 mol NaOH;
b. Salahnya pengamatan dan pencatatan pada perubahan waktu;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar